Archive | 5 April 2010

Sawah 2.800 Ha Di Kabupaten Bandung Terendam Banjir


BANDUNG, Sekitar 2.200 hektare (ha) sawah di Kabupaten Bandung, Jawa Barat terendam banjir, dengan lahan puso sekitar 720 ha. Banjir mulai melanda Kabupaten Bandung pada akhir 2009 dengan kondisi terparah selama sebulan, Maret lalu.

Menurut Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bandung, HAN Sambas di Bandung, Minggu (4/4/2010), potensi kehilangan sekitar 5-6,5 ton per ha. Jika acuan yang dipakai adalah harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 2.460 per kilogram ( kg), potensi kerugian akibat banjir setidaknya mencapai Rp 8,85 miliar.

Rata-rata kepemilikan lahan setiap petani di Jabar hanya sekitar 0,25 ha. Bila berpegangan pada ukuran itu, jumlah petani yang sawahnya terendam banjir di Kabupaten Bandung ditaksir sekitar 2.900 orang. Areal tanaman padi yang terkena banjir antara lain berada di Kecamatan Banjaran, Baleendah, Pameungpeuk, Majalaya, dan Solokanjeruk.

Tak hanya di Bandung, Sambas juga sudah mengunjungi Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang yang sawahnya terkena banjir sedalam 1,5 meter. “Sepertinya pemerintah daerah tak berpikir lagi kepada petani. Sawah sekarang begitu mudah berubah menjadi rumah dan pabrik,” ujarnya.

Alih fungsi tak terkendali itulah yang menjadi salah satu penyebab banjir. Selama problem itu tak dibenahi, banjir akan selalu berulang, bahkan semakin parah. Ujung-ujungnya, kata Sambas, sawah dijual karena penghasilan dari pertanian tidak memadai.sumber kompas.com

Cuaca Ekstrem di Indonesia Mulai Besok


JAKARTA Kondisi cuaca ekstrem diperkirakan berlangsung besok hingga Kamis (8/4/2010) di wilayah Indonesia. Salah satu faktor penyebab cuaca ekstrem adalah adanya Siklon Tropis ROBYN di Samudera Hindia sebelah barat daya Bengkulu dan pusaran angin tertutup di perairan sebelah barat NAD.

Aktivitas itu membentuk daerah pumpunan/pertemuan angin yang memanjang dari perairan barat daya Banten hingga pesisir barat Sumatera serta daerah tekanan rendah di Australia utara sehingga tercipta pumpunan angin yang memanjang dari Sulawesi bagian tenggara hingga Laut Banda bagian timur. Kondisi ini meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat dan timur.

Selain itu, faktor pemanasan berskala lokal yang ditandai dengan suhu udara yang tinggi antara pagi dan siang hari di beberapa wilayah Indonesia mendukung pertumbuhan awan cumulonimbus yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang dengan durasi singkat.

Wilayah yang berpotensi dilanda hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang adalah NAD; pesisir barat Sumatera; Sumbar, Riau dan Jambi; Kalimantan Barat bagian utara dan barat; Kalimantan Tengah; Kalimantan Selatan; Jabodetabek; sebagian besar Jawa; NTB; Maluku; Sulbar dan Sulsel; Papua bagian utara dan tengah.sumber Kompas.com

2010 Kalsel Hujan Sepanjang Tahun


Banjarmasin Kalimantan Selatan akan menikmati musim hujan yang panjang pada 2010 dan Stasiun Klimatologi memperkirakan musim hujan di provinsi itu akan terjadi sepanjang tahun. “Kalsel bakal masuk pada musim kemarau basah, artinya curah hujan bakal terjadi sepanjang tahun kecuali pada Agustus atau September yang akan menjadi puncak kemarau,” kata Kepala Stasiun Klimatologo Banjarbaru, Kalsel, Sucantika di Banjarmasin, Selasa. Musim hujan yang panjang itu, menurut Sucantika, karena sepanjang 2010 tidak ada elnino, sehingga kendati memasuki musim kemarau, hujan akan tetap turun dengan intensitas antara 40-50 milimeter perdasarian atau setiap 10 hari sekali. Dengan demikian, kata dia, musim kemarau pada 2010 ini hanya akan terjadi antara satu atau dua bulan saja, sisanya adalah musim kemarau basah. Bahkan, tambah dia, bila puncak kemarau terjadi pada September, diperkirakan Agustus juga masih terjadi hujan, begitu juga sebaliknya bila Agustus puncak kemarau, maka September kembali terjadi hujan. Sementara itu, pada Juni atau Juli yang di beberapa daerah Jawa dan lainnya mulai memasuki musim kemarau, di Kalsel terutama Kalsel bagian timur curah hujan masih banyak. Hal itu dipengaruhi karena masih adanya hembusan angin dari arah Tenggara Australia yang membawa uap air sehingga menimbulkan hujan. Pada saat itu, daerah-daerah di bagian Timur Kalsel mulai dari Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru harus waspada. “Mungkin intensitas hujan pada Juni atau Juli tersebut tidak sebesar pada Januari ini, namun curah hujannya masih tergolong banyak,” katanya. Selain itu, angin puting beliung dan petir juga harus tetap diwaspadai hingga bulan tersebut, karena angin colomonimbus intensitasnya juga masih cukup besar. Tentang banjir, kata Sucantikan, bukan kewenangannya untuk memberikan keterangan, karena pihaknya hanya memantau masalah perubahan cuaca di Kalsel. “Kita hanya memberikan informasi tentang masalah cuaca saja, kalau masalah banjir bukan wewenang saya, yang pasti hujan bakal terjadi sepanjang 2010,” katanya.sumber ataranews

Banjir Bandang di Jambi Menerjang Ribuan Rumah



Merangin: Sekitar 500-an rumah warga di empat desa di Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Jambi,  diterjang banjir bandang. Banjir bandang terjadi akibat luapan Sungai Nalo Tantang yang melintas di empat desa yaitu Desa Sungai Ulak, Desa Danau, Desa Telun dan Desa Aurduri.

Ketinggian air yang mencapai empat meter, mengakibatkan 20 rumah di Desa Telun hanyut diterjang banjir bandang. Akibatnya 100 warga harus kehilangan tempat tinggal. Banjir bandang yang menimpa empat desa tersebut mengakibatkan ribuan warga terpaksa mengungsi ke rumah tetangga dan tenda-tenda darurat.

Sampai saat ini bantuan dari Pemerintah Kabupaten Merangin sebagian sudah didistribusikan. Namun ada sebagian warga mengaku belum menerima bantuan tersebut. Banjir bandang diduga terjadi akibat penggundulan hutan di sekitar Kecamatan Nalo Tantan.sumber,metrotvnews.com

Banjir Bandang di Sayur Matinggi, 3 Orang Tewas


, Tapanuli: Banjir bandang melanda empat desa di Kecamatan Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, Sumatra Selatan, baru-baru ini. Selain mengakibatkan puluhan rumah rusak, banjir ini juga menelan tiga korban jiwa akibat terseret air bah yang datang tiba-tiba.

Empat desa yang diterjang banjir bandang itu antara lain, Tanjung Medan, Aek Parupuk, Panindoan dan Desa Aek Ucim. Akses jalan menuju empat desa ini pun terganggu karena jalan dipenuhi lumpur dan ranting-ranting pohon yang terbawa arus banjir bandang.

Sekitar 40 rumah mengalami rusak berat. Beberapa fasilitas umum, seperti rumah ibadah dan kantor desa, juga dipenuhi lumpur. Sebanyak tiga warga ditemukan tewas setelah terseret air bah.

Menurut warga setempat, hujan yang terus mengguyur di Kabupaten Tapanuli Selatan selama sepekan, mengakibatkan Sungai Aek Parupuk meluap. Pemerinrtah Kabupaten Tapanuli Selatan sudah menyiapkan sebuah alat berat untuk membantu proses pembersihan tumpukan kayu yang memenuhi lokasi.
sumber metronews.com

Polhukam . Indonesia di Goyang Gempa 47 Kali


PADANG – Itulah kondisi Indonesia yang masuk ke dalam daerah Ring Of Fire (Cincin Api Pasifik) daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.

Jika dilihat hal itu dalam data situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat sejak 1 Maret hingga 4 April 2010 ada sebanyak 47 kali Indonesia digoyang gempa. Meski demikian bisa jadi gempa itu tidak sebanyak bahkan bisa lebih dari jumlah tersebut. Pasalnya BMKG hanya mencatat gempa di atas kekuatan 3 SR dalam situs gempa dirasakan. Sementara di bawah 2 SR ke bawah tidak tercatat.

Guncangan gempa sering terjadi di Maluku sejak Maret hingga April. BMKG mencatat ada sebanyak 11 kali gempa kemudian disusul oleh daerah Sulawesi sebanyak 8 kali. Jumlah yang lebih kecil adalah Sumatera Barat, Bengkulu, Bali, Papua, Nusa Tenggara Barat (NTB), Timor Leste, Goron Talo, NAD dan Jawa Barat.

Gempa yang sangat kuat terjadi pada 14 Maret 2010 pada pukul 07.58 WIB, dengan magnitude 7,0 SR dengan kedalaman 56 Km di wilayah 132 Km Tenggara Labuha, Maluku Utara di lokasi 1.58 LS-128.20 BT. Gempa kedua tergolong kuat terjadi di 119 Km Pagai Selatan, Mentawai, Sumatera Barat dengan Magnitude 6.5 SR terjadi pada 5 Maret 2010 pada pukul 23.07 WIB dengan lokasi 3.93 LS-100.83 BT.

Dan gempa ketiga yang tergolong kuat terjadi di 205 Saumlaki, Maluku dengan magnitude 6,2 SR, pada 26 Maret 2010 pada pukul 17.39 WIB terjadi pada 26 Maret 2010 dengan kedalaman 112.

Meski tak menimbulkan korban gempa cukup membuat warga khawatir. Selain itu gempa yang skala kecil terjadi di Lubuk Sikaping, Sumatera Barat dengan kekuatan 3,4 SR dengan kedalaman 17 KM pada pukul 22.49 WIB, 22 Maret lalu, meski gempa ini tidak terasa kuat di luar Lubuk Sikapi namun gempa ini dirasakan di Kabupaten Pasaman dan Kota Bukittinggi.

Sejarah Gempa

Indonesia memiliki sejarah gempa yang mematikan dalam sepanjang sejarah setidaknya tercatat beberapa kali gempa yang skala kuat menghantam Indonesia. 30 September 2009, gempa bumi Sumatra Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari sesar geser semangko, gempa ini berkekuatan 7,9 SR mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia.

2 September 2009, gempa tektonik 7,3 SR mengguncang Tasikmalaya, Indonesia, gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. 12 September 2007, gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 SR. 6 Maret 2007, gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas. 27 Mei 2006, gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006.

Pada 26 Desember 2004, gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di Samudera Hindia. Mei 2000 gempa bumi 6,5 SR Banggai, Sulawesi Tengah, korban 386 orang.

Gempa juga melanda Taliabu, Maluku (1998), Palu (1996), gempa dan Tsunami di Biak 1996 (korban 160 orang). 3 Juni 1994, tsunami Banyuwangi-Jawa Timur Korban 208 orang. 12 Desember 1992 – Di Flores, Indonesia 7,9 skala richter dan menewaskan 2.500 orang. Larantuka (1982). Sumba (1977). Majene, Sulawesi (1969). Tambu, Sulawesi (1968), Tinambung, Sulawesi (1967), Seram, Maluku (1965), 19 Mei 1919 Gempa akibat ledakan. Gunung Kelud, meletus. Korban 5.115 orang. 27 Agustus 1883 gempa akibat ledakan Gunung krakatau bersama tsunami yang ditimbulkannya meluluhlantakkan 165 desa dan kota.

Selain itu, 132 kota rusak parah dan 36.417 orang menjadi korban. Pulau Nias yang pernahdilanda guncangan berkekuatan 8,5 SR pada tahun 1861. bahkan dalam catatan sejarah gempa juga terjadi di Mentawai pada 1833 dengan kekuatan gempa berkekuatan 9 SR dalam penelitian yang dilakukan di wilayah Mentawai hampir 10 tahun lalu memiliki periode pengulangan sekitar 200 tahun. 15 April 1815 gempa akibat meletusnya Gunung Tambora Sumbawa, korban 92.000 orang dan pulau Sipora yang terguncang gempa tahun 1600-an dan Siberut tahun 1797.

sumber .Okezone