Archive | 20 Maret 2010

Banjir dan Longsor Landa Kerinci


Jambi: Hujan yang turun dalam sepekan terakhir menggenangi tujuh desa di Kabupaten Kerinci Kecamatan Keliling Danau. Banjir mengakibatkan puluhan hektare lahan pertanian rusak, ratusan rumah penduduk terendam, dan sejumlah jalan tergenang air.

Selain banjir, longsor juga menghantam Desa Bunga Tanjung di Kecamatan Sitinjau Laut. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Tapi, sebuah rumah warga rusak dihantam longsor. Parit dan jalan tertimbun serta lebih dari tiga hektare kebun warga rusak.

Sebelumnya, Kamis (18/3) lalu banjir bandang menghantam lebih dari 100 rumah di Kota Sungai Penuh. [baca:Banjir Bandang Hancurkan Puluhan Rumah]liputan 6.com

* Banjir Rendam Sebagian Karawang


Karawang: Sudah empat hari banjir merendam ribuan rumah di Karawang, Jawa Barat. Ketinggian air semakin tinggi, mencapai tiga meter pada Sabtu (20/3). Banjir juga meluas ke tujuh kecamatan. Ketujuh kecamatan tersebut yakni, Karawang, Kecamatan Karawang Barat, Ciampel, Telukjambe Timur, Karawang Timur, Klari, Pakisjaya, serta Batujaya.

Banjir yang terus naik membuat warga di tempat pengungsian terus bertambah. Sekitar 3.000 kepala keluarga terpaksa mendirikan tenda plastik seadanya, untuk dijadikan tempat tinggal. Sebab sampai saat ini debit air banjir terus naik hingga menggenangi atap rumah warga.

Warga mengaku mengungsi karena rumah mereka tidak bisa ditempati untuk tidur, karena tempat tidur mereka terendam banjir. Korban pengungsian kebanyakan adalah ibu-ibu dan anak-anak. Namun sebagian warga lebih memilih menempati balai desa, masjid, dan fasilitas yang aman untuk dijadikan tempat tinggal.

Warga berharap Pemda setempat secepatnya menanggulangi bencana banjir, karena sudah tiga hari ribuan kepala keluarga menempati tenda-tenda penggunsian dan air luapan Sungai Citarum belum juga surut. Selain itu juga mereka meminta Pemda setempat memberikan bantuan makananan siap saji, karena stok makanan terus berkurang.

Menurut warga penyebab banjir akibat infrastuktur saluran air rawa gempol yang belum diperbaiki oleh Pemda setempat diperparah luapan air Sungai Citarum yang sudah terlalu dangkal. Warga mengeluhkan lambannya bantuan pemerintah untuk memperbaiki saluran air di lingkungan setempat yang bertahun-tahun dibiarkan saja. dsumber liputan6.com

Air Bengawan Solo Naik, Lamongan Siaga Dua


Lamongan – Hujan deras yang melanda Lamongan beberapa hari terakhir membuat debit air Bengawan Solo yang melintas di Lamongan cukup tinggi.

Berdasarkan pengamatan dari Bendung Gerak Babat atau Babat Barrage ketinggian air mencapai angka 6,8 m dan masuk siaga 2.

Menurut penjaga Bendung Gerak Babat, Jefri, debit air Bengawan Solo memasuki status siaga 2 terlihat sejak pagi. “Curah hujan yang cukup tinggi juga disebabkan oleh kiriman dari hulu Bengawan Solo yang berada di Bojonegoro,” katanya kepada detiksurabaya.com, Jumat (19/3/2010).

Jefri menuturkan pada hari kamis kemarin belum ada tanda-tanda tapi pada jumat pagi debit air Bengawan Solo terus naik. Untuk itu, Jefri mengingatkan warga yang tinggal atau bermukim di Bengawan Solo untuk meningkatkan kewaspadaannya.

“Karena curah hujan dan air kiriman dari hulu dimungkinkan masih akan terus bertambah,”tuturnya.

Sementara itu, warga yang bermukim di bantaran sungai Bengawan Solo, khususnya yang ada di Kecamatan Laren sejak pagi juga mulai merasa was was melihat debit air yang terus naik.

“Bagaimana tidak, lha wong tahun lalu desa kami ini terendam banjir,” ujar Edi Kiswanto, warga Desa Centini, kecamatan Laren.